SAROLANGUN – Kasus pengeroyokan yang terjadi diarea SPBU Limbur Tembesi, Kecamatan Bathin Vlll, Kabupaten Sarolangun kini tengah berproses di Mapolres setempat.
Terjadi pada 12 Desember 2023 lalu, Pengawas SPBU Limbur Tembesi Rifi Amdani menceritakan, awal mula keributan hingga terjadi pengeroyokan itu akibat korban mengeluarkan kata-kata kurang sopan.
“Awal mulanya saya kurang jelas juga, tapi setelah kita inventasi kebawah itu ada yang mengaku media dari Newsland. Jadi pada saat itu sekitar pukul 10:45 saya lagi disimpang jalan,” katanya, Rabu (13/12).
“Sepeti biasa pihak depot minta kondisi terkini keadaan. Jalur keluar masuk aman, saya tau dia dikeroyok itu setelah video viral,” tambahnya.
Sebelum terjadi pengeroyokan, menurut Rifi yang bersangkutan atau korban ini dihari sebelum pengeroyokan juga pernah meminta untuk diisikan bahan bakar.
“Minta diisi full, tapi cuma diisi operator 200 ribu ngak bayar. Kemarin masuk lagi dari jalur keluar langsung parkir didepan mushola,” ujarnya.
“Ambil video atau gambar ngak tau di hp beliau, kalau keterangan dari para pengisi atau operator beliau ini mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan,” katanya menambahkan.
Diceritakan, akibat mendengar kata-kata kurang pantas dari korban itulah sekelompok warga lalu bergerombol mendatangi korban dan terjadi keributan hingga pemukulan.
Pihak SPBU menegaskan, aksi pengeroyokan itu murni terjadi secara spontanitas karena massa yang mungkin merasa geram dengan ucapan dan perilaku korban.
“Sempat dia memvideokan sambil berkata kurang sopan, lalu masuk kedalam mushola dengan menggunakan alas kaki lalu masa tambah ngamuk,” ungkapnya.
Rifi mengaku, akibat kejadian tersebut pihaknya di SPBU merasa dirugikan. Selain itu, Rifi juga mengklaim didalam pengisian bahan bakar SPBU Limbur Tembesi telah dilakukan sesuai ketentuan.
“Kalau pengisian sesuai dengan barkot, pelat dan pengisian standar. Kemarin ada dari pihak Polres mengambil CCTV sama keterangan,” jelasnya.