Jambiteliti.com.,SAROLANGUN– Romi Hanna perempuan 30 tahun, pasien penyakit TB MDR warga Desa Sungai Keramat, Kecamatan Cermin Nan Gedang (CNG), Kabupaten Sarolangun, telah menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa dini hari sekira pukul 03.00 WIB.
“Ndo, pasien yang kemaren tu meninggal tadi malam jam 03.15 subuh,” ujar Kades Sungai Keramat, Herman, Selasa (28/5), sekira pukul 09:05 WIB melalui pesan WhatsApp.
Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, almarhumah yang sempat didiagnosa mengidap penyakit TB MDR itu menghembuskan nafas terakhir di kediamannya desa setempat, pasca gagal mendapat rujukan dari RSUD Chatib Quzwein menuju RSUD Raden Mattaher usai melewati perawatan isentif sejak 22 Mei lalu.
Sehari sebelum pasien meninggal dunia, tampak jelas usaha yang di lakukan keluarga bersama Kepala Desa Sungai Keramat Herman dalam melakukan proses rujukan dari RSUD Chatib Quzwein dengan tujuan RSUD Raden Mattaher Jambi.
Kemudian dalam perjalanannya, permohonan rujukan dari RSUD Chatib Quzwein tak kunjung diterima oleh Rumah Sakit tujuan, sehingga membuat keluarga pasien memutuskan untuk pulang ke rumah.
Berselang satu hari pasien dibawa ke rumah, pasien dinformasikan melalui kades setempat menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (28/05/24) dini hari sekira pukul 03.WIB.
Diberitakan sebelumnya, Romi Hanana perempuan berusia 30 tahun, pasien penderita penyakit TB MDR, warga Desa Sungai Keramat, Kecamatan Cermin Nan Gedang, Sarolangun, terpaksa dipulangkan ke rumahnya lantaran belum diterima rujukannya ke RSUD Raden Mattaher Jambi, dari rujukan pasien yang dikirim RSUD Chatib Quzwein Kabupaten Sarolangun, Senin (27/05/22).
Kepala Desa Sungai Keramat, Herman mengaku, pasien sebelumnya telah melewati perawatan isentif di RSUD Chatib Quzwein sejak tanggal 22 Mei lalu. Namun mengingat kondisi pasien yang semakin memburuk, pihak RSUD mengonfirmasi bahwa mengaku kesulitan menangani pasien sehingga RSUD Chatib Quzwein meminta pasien agar segera mendapat rujukan ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
“Alasan pasien memutuskan pulang dikarenakan lambatnya perkabulan rujukan oleh RS Raden Mattaher Jambi,” katanya Herman dalam pembicaraannya kepada wartawan via WhatsApp, Minggu (26/05/24).
“Menurut pemeriksaan dokter di IGD Chatib Quzwein, pasien harus di rujuk ke RSUD Raden Mattaher karena di Sarolangun belum ada dokter spesialis paru-paru namun hingga saat ini belum mendapat ruangan,” kata Herman menambahkan. (met/pks)