Jambiteliti.com., SAROLANGUN– Unsur Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) KPHP Limau Unit VII Hulu Kabupaten Sarolangun menggelar sosialisasi Pemanfaatan Hutan di Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung kepada para Kelompok Usaha Produksi Sosial (KUPS) di wilayah desa yang memiliki hutan kawasan, pada Jumat (31/05/24) di Ballroom Golden Hotel.
Pembinaan terhadap para KUPS yang tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Limun, Kecamatan Cermin Nan Gedang dan Kecamatan Batang Asai itu dikemas dalam bentuk diskusi dan pemaparan oleh pemateri yang didatangkan dari Universitas Muhammadiyah Provinsi Jambi.
Kepala UPTD KPHP Unit VII Limau Hulu, Baim Arbain mengatakan, sumber daya alam (SDA) yang dimiliki di hutan kawasan saat ini diakui masih belum tekelola secara maksimal oleh masyarakat di desa kawasan. Pun begitu, melalui kegiatan tersebut pihaknya melakukan pembinaan agar masyarakat desa dapat berinovasi terhadap potensi hutan kawasan ini melalui pengelolaan ekonomi kreatif masyarakat setempat.
“Dari potensi hutan yang kito miliki pengolahan yo belum maksimal, hari ini kita coba mensosialisasikannya dengan menghadirkan narasumber yang mumpuni dari universitas muhammadiyah jambi salah satu dosen kehutanan,” kata Baim.
“Sehingga kita berharap memang masyarakat yang hadir, para kades camat dan pengurus hutan produksi ini memahami supaya mengelolah pemanfaatan hutan program sosial ini,” tambahnya.
Dikatakan Baim, kawasan hutan seluas 120 ribu hektar, yang terdiri dari 44 ribu hektar hutan lindung dan 76 hektar hutan produksi. Kemudian dari jumlah luasan hutan tersebut, pihaknya mengaku bahwa sejauh ini hanya sebagian diantaranya telah terkelola dan telah memberikan manfaat kepada masyarakat.
Dilanjutkannya, teknis pengolahannya sendiri pihak KPHP juga telah membentuk KUPS di masing-masing desa. Namun diakuinya, dari bentukan KUPS tersebut masih belum mencapai target maksima pencapaian pemanfaatan. “Itu yang telah dimanfaatkan itu adalah yang sudah ditetapkan SK menteri oleh program sosial (PS), PS yang mendapatkan SK menteri itu dikelola sesuai dengan aturan yang ado sehinggo potensi-potensi yang ado itu dapat dikelola dan dirasakan manfaatnya bersama untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ujar Baim.
“Dari KUPS bentukan tadi memang ado yang masih stadnan dan ado yang sebagian yang berhasil. Salah satu contoh yang berhasil seperti Desa Lubuk Bedorong itu kerajinan, itu sudah banyak hasil kerajinan KUPS di Desa lubuk bedorong itu yang laku dijual dan kemarin waktu pameran di Jambi hasil kerajinan itu kita mendapat juara,” kata Baim menambahkan.
Baim menyembut, beberapa faktor lain seperti kesadaran masyarakat yang masih menjadi kendala pihaknya dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat. Kendati demikian, pihaknya terus gencar mensosialisasikan manfaat hutan ini kepada masyarakat dengan harapan ke depan hutan yang ada dapat dikelola dengan baik.
“Pertama memang tingkat kesadaran ya bahwa tingkat pemahaman masyarakat kito masih rendah kalau hutan itu memberi kehidupan dan bisa mensejahterakan. Kemudian faktor lainnyo seperti yang kito ketahui banyak hutan kito yang rusak akibat aktivitas PETI, kami hari ini lagi mendata, hutan kito yang kritis itu akan kito pulihkan dengan rehabilitasi penanaman kembali,” pungkasnya. (pks)